-

Jumat, 30 Desember 2011

Finally, Year End

Matius 19:17
Jawab Yesus: "Apakah sebabnya engkau bertanya kepada-Ku tentang apa yang baik? Hanya Satu yang baik. Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah."

Tahun 2011 hampir berakhir. Menjelang penghujung tahun ini, hal baik apa yang perlu kita lakukan agar 365 hari yang segera berlalu akan meninggalkan kesan penuh makna dan apa saja yang perlu dipersiapkan untuk menyongsong tahun depan?

Sekarang adalah waktunya untuk mulai mendokumentasikan apa saja yang menurut Anda perlu disimpan sebagai file "bersejarah" dan berharga bagi perjalanan hidup Anda selama tahun ini. Seperti rekaman momen berkesan berupa file foto atau film, piagam penghargaan, dokumen transaksi penting dan sebagainya.

Satu hal yang terdengar klise namun sangat penting bagi perjalanan hidup kita di dunia kerja, yaitu membuat resolusi. Susunlah goals yang hendak Anda raih di tahun depan. Buatlah daftar tentang hal-hal lama yang ingin Anda tinggalkan dan hal-hal baru yang ingin Anda lakukan. Jika Anda dapat menuliskannya dengan jelas, Anda akan memiliki panduan jelas untuk melakukannya.

Jika semuanya sudah selesai, kini waktunya untuk rileks sejenak. Apapun hasil yang kita raih di tahun ini, kita perlu istirahat untuk mempersiapkan diri agar menjadi lebih baik di tahun depan. Ambillah masa tenang untuk menjernihkan pikiran, siapkan diri menyambut peluang baru yang terbentang di tahun mendatang.

Lupakan kesalahan yang telah Anda buat, tapi jangan penah melupakan pelajaran berharga yang pernah Anda peroleh.

Rabu, 28 Desember 2011

Tetapi Tuhan...

Kejadian 39:12
Lalu perempuan itu memegang baju Yusuf sambil berkata: "Marilah tidur dengan aku." Tetapi Yusuf meninggalkan bajunya di tangan perempuan itu dan lari ke luar.

Bagaimana jika seandainya Yusuf menyerah pada godaan istri Potifar? (Kejadian 39). Bayangkan bahwa sebenarnya ia dapat membenarkan dosanya. "Tapi Tuhan, Engkau tentu tak ingin saya tidak bahagia, dan Engkau tahu betapa kesepiannya saya di sini. Lagi pula, saya pikir saya sungguh mencintainya."

Bagaimana jika seandainya Abram tidak taat saat Allah menyuruhnya meninggalkan Ur dan pergi ke daerah yang tak dikenal? (Kejadian 12). Bagaimana jika seandainya ia berkata, "Tapi Tuhan, saya sudah mantap di sini. Saya tidak dapat mengambil risiko untuk sebuah masa depan yang tak pasti. Saya harus menjaga Sarai. Saya tidak mau pergi."

Terpujilah Allah karena Yusuf dan Abram melakukan hal yang benar. Yusuf kabur dari godaan; ia lari dari dosa. Abram meninggalkan Ur; berkelana dengan penuh ketaatan.

Dalam hidup, kita menghadapi dua macam pilihan. Kadang godaan muncul di hadapan kita. Saat itu, kita bisa lari meninggalkan godaan dan memperoleh penghargaan dari Tuhan, atau kita menyerah, dan menuai konsekuensi yang menyedihkan, lalu membuat alasan-alasan penyesalan. Kadang kita merasa Tuhan menuntun kita ke arah tertentu. Kita dapat memilih mengikuti Dia dan percaya bahwa Dia Mahatahu, atau kita dapat memberikan alasan yang mengada-ada dan hidup di dalam ketidaktaatan.

Kesalehan yang memberi hidup berkelimpahan jauh lebih baik daripada hidup yang penuh dengan alasan dan keputusasaan. Mari kita hidup dengan cara demikian sehingga kita tidak akan menyerah kepada keinginan untuk berkata, "Tetapi Tuhan..."

Allah tidak menuntut kesuksesan, hanya ketaatan.

Senin, 26 Desember 2011

Sampai Di Sini...

1 Samuel 7:12
Kemudian Samuel mengambil sebuah batu dan mendirikannya antara Mizpa dan Yesana; ia menamainya Eben-Haezer, katanya: "Sampai di sini TUHAN menolong kita."

Mengucap syukur adalah salah satu kunci dalam kebangunan rohani. Seringkali kita lupa mengucap syukur, karena terlalu dikuasai rasa ridak puas dan kemaruk.

Kita berpikir, "Ah, seandainya saya diterima kerja di perusahaan anu, maka saya akan bahagia dan bersyukur." Kemudian setelah diterima di perusahaan tersebut, maka kita mulai merasa tidak bahagia dan berpikir, "Ah, seandainya saya dapat menjadi manajer..." Dan seterusnya, menjadi direktur, pemilik perusahaan, orang terkaya dan seterusnya. Kita tidak pernah merasa puas. Amsal 21:26 menuliskan, keinginan membangkitkan nafsu sepanjang hari. Sekali Anda berketetapan mengikuti keinginan Anda sendiri, Anda akan dijeratnya.

Mengucap syukur kepada Allah adalah pilihan kita sendiri dan tidak ditentukan oleh keadaan. Tidak mungkin dalam kehidupan Anda tidak ada sesuatupun yang tidak dapat disyukuri bukan? Samuel dengan bijaksana mengakui kebaikan Tuhan dalam setiap langkah yang dia lalui. Selepas orang Israel memukul orang Filistin di Mizpa, Samuel bersyukur dan mengingat bahwa Tuhan menolong dia sampai di situ.

Dan tangan Tuhan tidak berhenti sampai di situ. Ayat selanjutnya melukiskan dengan sangat-sangat indah, "Tangan TUHAN melawan orang Filistin seumur hidup Samuel..."

Menjelang tutup tahun 2011, maukah kita berhenti sejenak saat membaca untaian kalimat ini dalam sikap berlutut dan berbisik kepada-Nya, "Sungguh Tuhan, Engkau telah menolong aku sampai di sini. Aku mengucap syukur..."

Rayakanlah kebaikan Tuhan dalam hidup Anda, sampai hari ini Tuhan tetap BAIK.

Jumat, 23 Desember 2011

Saya Adalah Sebuah Hadiah

Roma 6:13
Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran.

Beberapa hari menjelang Natal, putri Pendeta Jeff Callender yang berusia tiga tahun begitu gembira melihat banyaknya hadiah dan kesibukan memberi hadiah. Ayahnya menulis, "Suatu pagi ia memungut, memeriksa, menggoncang-goncang dan menebak isi setiap bungkusan. Lalu, tiba-tiba seperti mendapat ilham, ia memungut sebuah pita merah besar yang jatuh dari salah satu bungkusan dan menempelkannya di atas kepalanya. Dengan mata berbinar dan senyum lebar ia berkata, "Lihat saya, Ayah! Saya ini sebuah hadiah!"

Setiap anak Allah seharusnya juga berkata demikian kepada Bapa Surgawi. Dengan mengingat semua yang telah dilakukan-Nya bagi kita, sudah seharusnya kita memberi diri sepenuhnya kepada-Nya, termasuk tubuh kita. Dengan melakukan hal itu, kita akan "mematikan perbuatan-perbuatan tubuh" (Roma 8:13). Dan kita mempersembahkan diri kita kepada Tuhan sebagai persembahan yang hidup (Roma 12:1). Mereka yang benar-benar menyerahkan seluruh keberadaannya kepada Tuhan dapat berkata seperti Paulus, "Kristus dengan nyata dimuliakan di dalam tubuhku, baik oleh hidupku, maupun oleh matiku" (Filipi 1:20).

Natal adalah waktu yang tepat untuk memperingati hadiah terbesar yang diberikan Allah kepada umat manusia, Anak-Nya, Yesus Kristus. Saat kita merenungkan kasih yang mendasari pemberian itu, biarlah kita menanggapinya dengan menyerahkan hidup kita kepada-Nya bagi kemuliaan-Nya.

Mari kita gemakan kata-kata gadis kecil tersebut, "Lihat saya, Bapa! Saya adalah sebuah hadiah!"

Untuk membuat hidup Anda berarti, serahkanlah hidup Anda kepada Allah.

Rabu, 21 Desember 2011

Pintu Kerendahan Hati

Filipi 2:9-10
Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi.

Selama berabad-abad, pintu masuk Gereja Kelahiran di Betlehem telah dua kali diperkecil. Tujuannya adalah agar para perampok berkuda tidak dapat menerobos masuk. Pintu itu sekarang disebut "Pintu Kerendahan Hati", karena para pengunjung harus membungkuk untuk dapat masuk.
Saat kita beranjak tua, menekuk lutut menjadi semakin sulit dan sakit. Di dunia kesehatan, beberapa orang dengan berani menjalani operasi penggantian lutut. Untuk menghindari kerusakan sambungan yang semakin sakit selama bertahun-tahun, mereka rela menderita selama beberapa minggu.

Seperti lutut fisik kita, lutut rohani pun dapat menjadi kaku seiring dengan berjalannya waktu. Tahun-tahun yang penuh kesombongan, keegoisan dan keras kepala membuat kita tidak fleksibel, sehingga semakin sulit dan menyakitkan bagi kita untuk merendahkan diri. Karena terbujuk oleh perasaan penting yang palsu saat orang lain tunduk kepada kita, kita tidak pernah belajar bahwa arti penting yang sejati muncul bila kita tunduk kepada Allah dan orang lain (Efesus 5:21; 1 Petrus 5:5).
Pada saat kita merayakan kelahiran Yesus, alangkah baiknya jika kita mengingat "Pintu Kerendahan Hati", karena hal itu mengingatkan kita bahwa kita semua membutuhkan lutut-lutut baru, yaitu lutut yang bersedia menekuk. Kerendahan hati merupakan satu-satunya jalan untuk memasuki hadirat Allah.

Menghormati Dia yang telah membungkuk begitu rendah untuk menyertai kita, benar-benar merupakan sebuah jalan yang lebih baik.

Jalan menuju kemenangan diaspal oleh sikap tunduk dan rendah hati kepada Allah.

Selasa, 20 Desember 2011

Karunia Kasih

Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

Nathan, yang berusia 8 tahun, sedang bekerja keras (dengan sedikit bantuan dari kakeknya) untuk membuat rumah burung yang akan dihadiahkan kepada ibunya di hari Natal. Ia menyebutnya "proyek rahasia." Ia berpikir keras dan menggunakan seluruh tenaga dan waktunya untuk mengerjakan ‘proyek' ini. Dan yang paling penting, ia melakukannya atas dasar kasih.

Sebelum Nathan memulai proyek itu, ia memperkirakan waktu yang diperlukan untuk membuatnya (7,5 jam), kemudian ia memutuskan dengan warna apa rumah itu akan dicat (kuning dengan atap biru). Saat Natal tiba, ia bersikeras agar hadiah itu dibuka pertama kali, dan ia berseri-seri saat ibunya berkata bahwa ia benar-benar menyukainya.

Nathan memberikan hadiah itu dengan dasar yang sama dengan hati Allah ketika memberikan "Hadiah" yang kelahiran-Nya kita peringati sebagai hari Natal. Allah Bapa, digerakkan oleh kasih-Nya yang besar, "Telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia" (Yohanes 3:16-17).

Renungkanlah kasih Bapa yang memberikan hadiah yang tak ternilai harganya, yaitu Anak-Nya yang tunggal, yang merupakan bagian dari rencana kudus-Nya (Efesus 1:4-5; 3:11). Karunia kasih Allah akan membuat diri kita dipenuhi rasa syukur dan sukacita yang besar. Mari kita nyatakan bersama-sama, "Syukur kepada Allah karena karunia-Nya yang tak terkatakan itu!" (2 Korintus 9:15)

Hadiah terbaik yang dapat diterima manusia adalah Yesus.

Jumat, 16 Desember 2011

Natal Yang Indah

Lukas 1:44
Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan.

Tak lama setelah orang-orang Amerika melahap sisa-sisa daging kalkun dari perayaan Thanksgiving, para reporter berita di televisi dengan wajah sedih memberitahu para pemirsa bahwa Natal tahun ini "sepertinya akan menjadi Natal yang buruk." Yang mereka maksudkan adalah jumlah penjualan di toko-toko mungkin akan menurun selama masa berbelanja yang akan datang. Dan hal ini membuat Natal yang "buruk."

Kita dapat memahami mengapa hal ini menjadi sebuah berita hangat. Banyak perusahaan menanti para pembeli akhir tahun yang sibuk berbelanja agar keuangan perusahaan mereka tetap terjaga. Namun ada sesuatu yang mengusik dalam diri saya ketika orang-orang berbicara mengenai Natal yang "buruk", meskipun kata itu ditujukan pada angka penjualan yang rendah. Bagaimana mungkin perayaan kelahiran Mesias, sang Juru Selamat dunia, dapat menjadi saat yang buruk?

Marilah kita mencermati sekali lagi kisah yang sudah tak asing ini. Pada bulan-bulan sebelum Yesus dilahirkan, Maria pergi ke kota tetangga untuk mengunjungi saudaranya, Elisabet, yang juga sedang mengandung dan menantikan kelahiran anaknya. Ketika Maria berbicara, bayi yang berada dalam rahim Elisabet melonjak kegirangan (Lukas 1:44). Mereka yang tahu siapa sebenarnya bayi Maria, akan bersukacita.

Mari kita cari sukacita tersebut dengan memusatkan perhatian kita pada peristiwa yang kita rayakan, bukan pada perayaannya. Kelahiran Yesuslah yang kita hormati, dan hal itu akan membuat Natal menjadi indah.

Setiap hari Natal menjadi indah bila kita memusatkan diri pada kabar baik tentang Yesus.

Rabu, 14 Desember 2011

Menantikan Natal

Lukas 2:25
Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya.

Bulan Desember merupakan bulan yang paling banyak dinanti oleh banyak orang. Ya, bulan Desember selalu mengingatkan orang bahwa Natal dan Tahun Baru akan segera tiba. Sejak kecil saya juga selalu menikmati hari-hari menjelang Natal dimana terdapat suasana yang penuh dengan kasih, kehangatan, sukacita dan damai sejahtera ketika mengingat akan kelahiran Yesus.

Banyak orang menunggu datangnya Natal dengan beragam motivasi yang berbeda. Natal seringkali dihubungkan dengan sale atau discount besar-besaran, meningkatkan omzet perusahaan, liburan panjang, pesta yang meriah dengan teman-teman dan relasi kantor, serta berbagai macam alasan lainnya. Seringkali keceriaan dan kemeriahan sesaat itu berlalu dengan begitu cepat sehingga kita kehilangan makna dari Natal yang sesungguhnya.

Apabila ada seorang tokoh dalam Alkitab yang sangat menanti akan datangnya Natal, maka orang itu adalah Simeon. Setelah menanti bertahun-tahun akan janji kedatangan Mesias, Simeon sangat bersukacita ketika raja yang dinantikan itu akhirnya lahir dan berada dalam pengkuannya. Seluruh penantiannya seakan terbayar lunas saat dalam usianya yang sangat lanjut, ia dapat berjumpa dengan bayi yesus yang ditunggu-tunggunya selama ini.

Tanpa terasa kita telah memasuki bulan Desember dan hari-hari menjelang Natal. Akan terdapat bermacam-macam kesibukan yang segera dihadapi. Apakah yang sesungguhnya Anda tunggu? Kiranya penantian Anda tidak sia-sia.

Agar Natal menjadi bermakna, berilah Kristus tempat utama di hati Anda.

Selasa, 13 Desember 2011

Kepahitan...

Ibrani 12:15
Jagalah supaya jangan ada seorangpun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang.

Setiap dari kita harus bersiap untuk menghadapi kekecewaan dalam hidup kita. Kita akan kecewa pada manusia. Kita akan kecewa pada keadaan. Bahkan kita, orang Kristen, juga akan kecewa pada pendeta dan gereja kita.

Tanpa mengetahui bagaimana kita menghadapi masalah ini, maka hidup kita akan penuh dengan kepahitan. Kepahitan akan datang saat kita gagal menghargai kasih karunia Allah yang mengampuni kita. Kita melupakan kasih karunia dan gagal mengampuni orang lain.

Bagaimana cara kita menghindari kepahitan? Jawabannya ada pada salib. Salib adalah lambang penyangkalan diri, pengampunan, dan meninggalkan apa yang di belakang kita.

Dengan menyangkal diri, kita membuang ‘hak' kita untuk membalas. Dengan mengampuni, kita melepaskan energi positif. Dan dengan menghapuskan masa lalu, kita memandang masa depan yang dipenuhi berkat Allah, dalam hidup yang manis dan bebas dari kepahitan.

Jadi tinggalkanlah kepahitan, dan biarkan kasih karunia-Nya yang berlimpah menggantikannya.

Ketika kepahitan meninggalkan Anda, maka sukacita akan menjadi milik Anda seutuhnya.

Senin, 12 Desember 2011

Kebaikan Yang Tak Terlihat

Amsal 11:27
Siapa mengejar kebaikan, berusaha untuk dikenan orang, tetapi siapa mengejar kejahatan akan ditimpa kejahatan.

Suatu sore seorang suami yang sedang duduk santai di rumahnya sambil membaca koran, dikejutkan oleh istrinya yang tiba-tiba masuk setelah pulang dari pusat kota. Segera sang istri berkata pada suaminya, "Sayang, bagaimana jika kita menukarkan mobil kita dengan sebuah minibus Mazda?" "Hmmmh," gumam suaminya itu. "Tapi mobil minibus sangat bagus dan sesuai dengan keperluan kita," timpal istrinya lagi. Si suami dengan tak sabar berkata, "Mazda tidak membuat minibus." Ia mengatakannya karena memang selama ini merasa ia tidak pernah melihat minibus dengan merk Mazda. "Tapi Mazda memang mengeluarkan minibus, dan saya sangat menyukainya."

Akhirnya mereka memutuskan pergi ke pusat kota untuk melihat mobil yang dimaksud, selama di perjalanan mereka tidak kurang dari enam buah mobil minibus Mazda berpapasan dengan mobil mereka, dan setiap kali juga dengan senyum kemenangan si istri selalu menunjukkan bahwa Mazda memang membuat minibus.

Sama dengan kita, sebenarnya dalam rekan kerja kita banyak sekali hal baik yang bisa memberikan pandangan positif mengenai lingkungan kerja kita di dalam segala aspeknya. Jika kita sungguh-sungguh mencarinya dengan seksama barulah kita sadari kebaikan bertaburan di segala tempat. Sebagai contoh misalnya kebaikan rekan-rekan kita ada di mana-mana, tapi karena sikap acuh dan karena tidak mencarinya yang kadang menyebabkan kita tidak melihatnya bahkan cenderung tidak puas terhadap rekan-rekan kerja.

Jadi, mulailah mencari mutiara-mutiara kebaikan dari rekan-rekan kita, hal ini akan menambahkan keindahan pada hari-hari kerja yang kita lalui.

Tuhan mengirimkan kebaikan setiap hari, temukanlah kebaikan tersebut di sekitar Anda.

Jumat, 09 Desember 2011

So don't quit !

Yesaya 40:31
Tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.

Di dalam kehidupan ini, Tuhan telah menyediakan begitu banyak kesempatan yang dapat kita pergunakan. Ada beberapa orang yang menganggap remeh tindakan yang harus diambil dan juga usaha yang harus dibayar, namun pada akhirnya menyesal karena tidak melakukannya. Hanya sedikit orang yang mempunyai keyakinan dan iman sambil terus bekerja sampai ia mendapatkan kehidupan yang jauh lebih baik. Kehidupan yang selama ini ia impikan.

Winston Churchill, perdana menteri Inggris yang sangat dikenal, pernah tinggal kelas pada saat kelas enam sekolah dasar. Steven Spielberg dikeluarkan dari sekolah menengah atas dan tidak pernah kembali ke bangku sekolah. Bahkan sempat ditawarkan masuk sekolah luar biasa. Albert Einstein mendapatkan angka-angka yang jelek pada waktu bersekolah sampai-sampai gurunya meminta dia untuk berhenti sekolah karena dinilai tidak akan berhasil. Tokoh-tokoh besar tersebut mempunyai catatan yang mungkin lebih buruk daripada kita, namun kegagalan itu membuat mereka bangkit dan berhasil, karena karakter mereka yang pantang berhenti.

Seringkali komitmen terhadap sukses yang ingin diraih diuji oleh tantangan kehidupan. Sikap pantang menyerah adalah salah satu yang jelas membedakan antara sang juara dan sang pecundang. Kegagalan sering kali menghantui, sehingga kita tidak mencapai tujuan yang diinginkan. Tapi percayalah, apa pun hasilnya pasti lebih baik dibandingkan jika kita menyerah. So, don't quit!

Seorang juara adalah ketika ia mau bangkit dari setiap kegagalannya.

Kamis, 08 Desember 2011

Gengsimu Pembunuhmu

Amsal 11:2
Jikalau keangkuhan tiba, tiba juga cemooh, tetapi hikmat ada pada orang yang rendah hati.

Amsal 11:2 adalah gambaran yang tepat bagaimana ganjaran untuk orang angkuh. Golongan orang ini biasanya sulit menerima pendapat orang lain, merasa diri selalu benar. Sangat menjunjung tinggi harga diri dan kehormatan, meski jika kita perhatikan itu adalah kebodohan dan kesombongan yang akhirnya merugikan diri mereka sendiri. Biasanya bukan penghargaan atau kehormatan yang mereka dapatkan, tapi justru cemooh yang memalukan.

Untuk menjadi orang-orang sukses, sesungguhnya mereka hanya perlu bekerja keras dan dengan rendah hati menerima pembentukan Allah. Yang menyebabkan mereka terpuruk adalah sikap hidup mereka, dan seringkali bukan karena mereka tidak mampu melakukan sesuatu. Sebab keberhasilan 85% ditentukan oleh sikap dan bukan kemampuan (skill). Gambaran ini diperankan secara apik oleh Rut wanita Moab, menantu Naomi. Sikapnya yang rendah hati dan tidak angkuh yang membuatnya menjadi nyonya besar dan bukan kemampuannya. Apakah Anda termasuk orang yang mati-matian mempertahankan gengsi? Hari ini ubahlah paradigma Anda, sebab hikmat ada pada orang yang rendah hati. Hikmat itulah yang akan menuntun Anda menjadi pribadi yang berhasil.

Hikmat hanya tinggal pada orang yang rendah hati.

Rabu, 07 Desember 2011

Ketaatan vs Kemampuan

Yosua 6:10
Tetapi Yosua telah memerintahkan kepada bangsa itu, demikian: "Janganlah bersorak dan janganlah perdengarkan suaramu, sepatah katapun janganlah keluar dari mulutmu sampai pada hari aku mengatakan kepadamu: Bersoraklah! --maka kamu harus bersorak."

Kita mengenal istilah SWOT (Strength, Weakness, Opportunity and Threat). Bila kita yakin dengan kekuatan kita dan kesempatan ada di depan mata, tentunya kesempatan itu tidak boleh kita lepaskan dan akan kita raih sesegera mungkin.

Bangsa Israel baru saja mengalami peristiwa luar biasa menggemparkan dan membuat bangsa-bangsa lain gemetar. Sungai Yordan terbelah ‘hanya' untuk mereka lalui. Pengalaman mengalami mukjizat itu adalah modal ‘kekuatan' yang luar biasa! Langkah selanjutnya adalah menaklukkan Yerikho. Pasti berhasil. Apalagi, Allah-lah yang memberikan janji. Tidak ada kelemahan dan ancaman, yang ada hanya kekuatan dan kesempatan. Tapi aneh sekali, dengan kepastian kemenangan yang di depan mata, mereka dilarang langsung menyerang. Mereka hanya boleh mengelilingi tembok kota Yerikho, itupun hanya satu kali sehari. Mereka hanya boleh menyerang setelah Yosua memerintahkannya. Semuanya harus sesuai cara Allah.

Sama halnya dengan kehidupan kita sehari-hari. Ketika kita sangat yakin dengan kekuatan kita, kita tidak sabar meraih kesempatan dan takut bila kesempatan itu hilang. Bukankah ada pepatah "kesempatan emas datang hanya sekali?" Tapi kita perlu belajar: ketaatan terhadap cara Tuhan-lah yang menjamin.

Taat pada Tuhan merupakan kunci sukses Anda!

Selasa, 06 Desember 2011

Menyendiri Dengan Allah

Markus 4:10
Ketika Ia sendirian, pengikut-pengikut-Nya dan kedua belas murid itu menanyakan Dia tentang perumpamaan itu.

Kesunyian-Nya Bersama Kita. Ketika Allah membuat kita menyendiri melalui penderitaan, kesedihan, godaan, kekecewaan, sakit atau hasrat yang terhalang, persahabatan yang retak, atau persahabatan baru - ketika Dia benar-benar membuat kita menyendiri, dan kita benar-benar kehilangan kata-kata, bahkan tidak sanggup mengajukan sebuah pertanyaan apapun, maka pada saat itulah Dia mulai mengajar kita. Perhatikanlah cara Yesus Kristus mengajar kedua belas murid-Nya. Para murid-Nya terus-menerus mengajukan pertanyaan, dan dia terus-menerus menjelaskan kepada mereka, tetapi mereka tidak memahaminya sampai mereka menerima Roh Kudus (lihat Yohanes 14:26).

Selama Anda berjalan dengan Tuhan, satu-satunya hal yang ingin dijelaskan-Nya adalah cara Dia bekerja dengan jiwa Anda. Dukacita dan kesulitan dalam hidup orang lain akan sungguh-sungguh membingungkan Anda. Kita menyangka bahwa kita memahami pergumulan orang lain sampai Allah menyingkapkan kekurangan-kekurangan serupa di dalam hidup kita. Ada banyak segi kekerasan hati dan ketidaktahuan yang harus disingkapkan Roh Kudus dalam diri kita masing-masing, tetapi itu hanya dapat dilakukan bila Yesus membuat kita menyendiri. Apakah kita sedang menyendiri bersama Dia sekarang? Atau kita lebih mementingkan gagasan, persahabatan dan pemeliharaan tubuh kita sendiri? Yesus tidak dapat mengajarkan apapun kepada kita sebelum kita meniadakan semua pertanyaan intelektual kita lalu menyendiri bersama Dia.

Banyak rahasia yang akan disingkapkan-Nya kepada Anda.

Senin, 05 Desember 2011

Kuatir No Way..!

Matius 6:25
Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?

Ada sebuah peringatan yang perlu diulang-ulang, yaitu "Kekhawatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan" serta keinginan akan hal-hal yang lain, akan mengimpit kehidupan Allah di dalam kita (Matius 13:22). Kita tidak pernah bebas dari gelombang penyerbuan yang datang bertubi-tubi ini. Jika serangan garis depannya bukan mengenai sandang pangan, maka itu mungkin mengenai uang atau kekurangan uang; tentang teman atau tidak adanya teman; atau tentang keadaan yang sulit. Ini merupakan serbuan gencar, dan hal-hal ini akan melanda bagaikan banjir, kecuali kita mengizinkan Roh Allah mengangkat panji dan melawannya.

"Aku berkata kepadamu: Janganlah khawatir tentang hidupmu..." Tuhan berkata agar kita berhati-hati tentang satu hal, yaitu hubungan kita dengan Dia. Akan tetapi, akal sehat kita menjerit dan berkata, "Itu konyol, aku harus memperhatikan bagaimana aku akan hidup, dan aku harus memikirkan hidangan yang akan aku makan dan minum." Yesus berkata, "Jangan." Jangan sekali-kali berpikir bahwa Dia mengucapkan hal ini tanpa memahami situasi Anda. Yesus Kristus lebih mengetahui situasi kita ketimbang diri kita sendiri, dan Dia melarang kita memikirkan hal-hal ini jika ini akan merupakan perhatian utama dalam hidup kita. Jika ada urusan-urusan yang timbul dalam hidup Anda, pastikanlah bahwa Anda selalu menempatkan hubungan Anda dengan Kristus di atas semuanya itu.

"Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari" (Matius 6:34). Berapa banyakkah kesusahan yang telah mulai mengancam Anda hari ini? Roh-roh jahat macam apakah yang telah mulai mengintai hidup Anda sambil berujar, "Apakah rencanamu untuk bulan depan?" Yesus mengatakan agar kita tidak usaha cemas akan semua hal ini. Lihatlah lagi dan berpikirlah. Arahkan pikiran Anda kepada janji ‘terlebih lagi' dari Bapa surgawi Anda (Matius 6:30).

Kekuatiran tidak akan membawa anda keluar dari masalah.

Sumber : Pengabdianku Untuk Kemulian-Nya, Oswald Chambers

Minggu, 04 Desember 2011

Discount 100%

Roma 3:24
Dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.

Intel Corp, perusahaan pembuat chip terbesar di dunia, memangkas harga mikroprosesor tercepatnya untuk kategori computer desktop dan laptop. Pemangkasan harga tercatat mencapai angka 38% per April 2003. hal ini merupakan kebiasaan yang dilakukan Intel menjelang launching-nya sejumlah prosesor baru yang performanya lebih cepat.

Harga prosesor Intel Pentium 4 berkecepatan 3 GHz dipangkas hingga 32% dari harga 589 dollar AS (sekitar Rp. 5 juta lebih) menjadi hanya 401 dollar AS (sekitar p. 3,5 juta). Sedangkan untuk jenis Pentium 4 berkecepatan 2,4 GHz harga dipangkas hingga 38%, menjadi 348 dollar AS (sekitar Rp. 3 juta) saja. Intel sebelumnya juga telah memangkas harga chip-chip ini. Pemangkasan harga ini otomatis berakibat pada turunnya harga PC (Personal Computer) karena mikroprosesor adalah salah satu komponen PC yang paling mahal.

Sudah wajar produk yang bernilai dihargai tinggi karena kualitas yang dimilikinya. Atau pemangkasan harga produk lama menyongsong kehadiran produk baru. Tapi Yesus menawarkan sesuatu yang sangat paradoks dengan prinsip ini. Karya penebusan-Nya di kayu salib tidak bisa diberi price tag atau label harga karena sesungguhnya tidak ternilai. Tetapi Ia sekedar memangkas harga-Nya habis-habisan, malah menawarkan secara Cuma-Cuma. Hal itu hanya karena kasih-Nya pada kita. Jadi jangan pernah menyia-nyiakan kasih-Nya.

Keselamatan yang ditawarkan Yesus, gratis! Sekarang terserah Anda.

Sabtu, 03 Desember 2011

Kadang Budek itu Anugerah!

Yakobus 1:8
Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya.

Suatu saat ada perlombaan panjat tebing yang diikuti oleh para katak dari segala jenisnya. Ketika start semua penonton bersorak mendukung mereka. Tapi di tengah pertandingan, beberapa katak menyerah karena medan perlombaan sangat berat. Hanya ada lima katak terus berjuang mencapai garis akhir. Saat medan bertambah sulit para penonton yang tadinya mendukung para katak itu mulai tidak yakin akan kemampuan mereka. Mereka berteriak agar para katak menyerah saja. Bahkan sebagian memberitahu para katak bahwa medan yang berat itu berbahaya dan bisa membunuh mereka. Akhirnya hanya seekor katak yang bertahan dan memenangkan perlombaan. Setelah diteliti mengapa banyak yang gagal, hasilnya menyebutkan mereka mendengarkan perkataan penonton menjadi takut dan berhenti. Dan bagaimana dengan katak yang bisa terus dan akhirnya memenangkan pertandingan? Ternyata ia adalah seeokr katak yang tuli, ia tidak mendengar apapun yang penonton katakan. Dalam kasus ini, budek itu anugerah.

Saat kesulitan hidup meningkat, daripada percaya Tuhan kita seringkali mendengarkan suara negatif orang-orang di sekitar kita dan mempercayainya. Jadi jika anda ingin mencapai tujuan hidupmu, jangan memberi tempat kepada perkataan negatif, intimidasi dari orang lain. Yakinlah akan tujuanmu, tempatkan perkataan Tuhan sebagai panduan, dan percayalah akan jawaban doa-doamu!

Tutuplah kuping Anda untuk hal-hal yang negatif!

Jumat, 02 Desember 2011

Hanya Karena Percaya

2 Korintus 5:7
Sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat.

Saat menikah, tanpa disadari sebenarnya Anda telah mempercayakan hidup Anda pada pasangan hidup Anda. Artinya bagaimana hidup Anda kelak sangat bergantung pasangan seperti apa yang Anda percayai. Saya pernah melihat seorang wanita hancur hidupnya karena menikah dengan pria yang salah. Sang suami berselingkuh dan hendak menceraikannya dengan alasan sudah tidak cinta lagi. Padahal usia pernikahan mereka masih sangat muda. Celakanya mereka adalah orang yang mengerti firman Tuhan. Sungguh ironis bukan?

Hidup orang percaya adalah hidup karena percaya pada Yesus Kristus. Allah yang berkuasa atas hidup manusia. Di tangan-Nya ada kuasa untuk merendahkan dan meninggikan, menghancurkan dan memulihkan, mematikan dan menghidupkan, mengutuk dan memberkati. Tetapi yang lebih penting, Dia berkuasa menyelamatkan orang berdosa dan memberi kehidupan kekal. Rasul Paulus mengingatkan kehidupan anak-anak Allah adalah hidup karena percaya dan bukan karena melihat. Artinya meskipun Anda melihat hal-hal yang mustahil, percayalah bahwa Allah sanggup melakukannya untuk Anda. Beranilah untuk mempercayakan kehidupan Anda kepada pribadi yang tepat, Yesus Kristus, dan bukan pada manusia. Manusia setiap saat bisa mengecewakan Anda, tapi Allah tidak akan pernah mengecewakan Anda. Rancangan-Nya adalah rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan (Yeremia 29:11).

Tuhan tidak pernah mengecewakan Anda, percayalah!

Do The Right Things

Pengkhotbah 8:11
Oleh karena hukuman terhadap perbuatan jahat tidak segera dilaksanakan, maka hati manusia penuh niat untuk berbuat jahat.

Seorang manajer yang baru diangkat di sebuah perusahaan milik pemerintah bermasalah dengan para bawahannya yang semakin hari semakin menunjukkan ketidakdisiplinan. Seringkali manajer ini mendapati kantornya masih sepi, padahal jam kantor sudah mulai. Ia sendiri selalu datang dan pulang pada waktunya, dan merasa sudah memberikan teladan yang baik. Manajer ini menuturkan sebenarnya awalnya hanya ada seorang karyawan senior di bagian administrasi yang berperilaku kurang disiplin. Hal ini dibiarkannya karena ia merasa sungkan untuk menegur orang yang lebih tua dan telah bekerja lebih lama dari dirinya. Tapi ketika karyawan senior ini diberikan ‘sedikit dispensasi', ia bukannya merubah perilakunya malahan karyawan yang lain mengikuti perilakunya yang indisipliner.

Dari contoh di atas, kita bisa mempelajari seorang pemimpin tidak hanya memberikan contoh atau panutan. Ketegasan dalam menegakkan disiplin juga diperlukan untuk menjaga keteraturan. Leader bukan hanya mempunyai hak tapi juga kewajiban memberikan hukuman atas pelanggaran aturan. Selama ia bertindak berdasarkan aturan yang disepakati bersama, tidak ada alasan merasa sungkan.

Seorang leader adalah penentu arah dari kelompok yang dipimpinnya. Di sinilah diperlukan suatu ketegasan mengenai tujuan dan cara untuk mencapai tujuan tersebut. Seringkali seorang pemimpin harus mengambil keputusan yang ‘tidak populer'. Keputusannya bukan mengikuti selera kebanyakan orang melainkan keputusan yang memastikan tujuan awal tercapai.

Lakukan yang terbaik agar target Anda tercapai.

Minggu, 27 November 2011

First Love

Yeremia 2:2
"Pergilah memberitahukan kepada penduduk Yerusalem dengan mengatakan: Beginilah firman TUHAN: Aku teringat kepada kasihmu pada masa mudamu, kepada cintamu pada waktu engkau menjadi pengantin, bagaimana engkau mengikuti Aku di padang gurun, di negeri yang tiada tetaburannya.

Apakah Anda masih mengasihi Allah seperti dahulu, atau Anda hanya berharap Allah mengasihi Anda? Apakah segala sesuatu dalam hidup Anda membuat hati-Nya bersukacita, atau Anda selalu mengeluh karena banyak hal tidak terjadi sesuai dengan keinginan Anda? Seseorang yang telah lupa akan harta kekayaan Allah takkan merasa gembira. Sungguh indah untuk mengenang bahwa Yesus Kristus mempunyai kebutuhan yang dapat kita penuhi - "Berilah aku minum" (Yohanes 4:7). Berapa besarkah kasih yang telah Anda tunjukkan kepada-Nya minggu lalu? Sudahkah hidup Anda mencerminkan nama baik-Nya?

Allah sedang berkata kepada umat-Nya, "Kalian tidak mengasihi aku lagi sekarang, tetapi Aku ingat akan masa kalian mengasihi Aku dahulu." Dia bersabda, "Aku teringat... kepada cintamu pada waktu engkau menjadi pengantin" (Yeremia 2:2). Apakah cinta Anda kepada Yesus Kristus sekarang masih meluap-luap seperti pada mulanya dahulu, ketika Anda berbalik dari kebiasaan anda untuk membuktikan pengabdian Anda kepada-Nya? Apakah Dia pernah mendapati Anda sedang mengenang masa lalu ketika Anda hanya mempedulikan Dia saja? Masih seperti itukah keadaan Anda sekarang, atau Anda telah memilih hikmat manusia untuk menggantikan kasih sejati kepada-Nya? Apakah Anda sedemikian mengasihi Dia sehingga Anda tidak peduli ke mana pun Dia akan membimbing Anda? Atau Anda ingin tahu berapa banyak kehormatan yang Anda terima untuk mengimbangi pelayanan yang harus Anda berikan kepada-Nya.

Sementara Anda mengenang hal yang diingat Allah tentang diri Anda, Anda mungkin juga mulai menyadari bahwa Dia tidak seperti dahulu dalam sikap-Nya kepada Anda. Bila ini terjadi, Anda seharusnya membiarkan rasa malu dan rendah diri timbul dalam hidup Anda, karena itu akan mendatangkan dukacita rohani, dan "dukacita menurut kehendak Allah menghasilkan pertobatan..." (2 Korintus 7:10).

Apakah kasih mula-mula tetap ada dalam hati anda?

Sumber : Pengabdianku Untuk Kemuliaan-Nya, Oswald Chambers

Sabtu, 26 November 2011

Akrab Yuk..!

Yohanes 14:9
Kata Yesus kepadanya: "Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami.

Kata-kata ini tidak diucapkan sebagai hardikan, tidak juga dengan rasa heran; Yesus menganjurkan Filipus untuk datang lebih dekat. Namun kita selalu menjadi pribadi yang paling lambat menjadi akrab dengan Yesus. Sebelum hari Pentakosta, para murid mengenal Yesus sebagai Pribadi yang memberi mereka kuasa untuk mengalahkan setan-setan dan mendatangkan kebangunan rohani (Lukas 10:18-20). Itu merupakan keakraban yang lebih mesra yang sedang menantikan mereka, "...Aku menyebut kamu sahabat..." (Yohanes 15:15). Persahabatan sejati jarang terjalin di dunia. Itu berarti menyamakan diri dengan seseorang dalam pikiran, hati dan roh. Seluruh pengalaman hidup dirancang untuk menyanggupkan kita memasuki hubungan terakrab ini dengan Yesus Kristus. Kita menerima berkat-berkat-Nya dan mengetahui firman-Nya, tetapi apakah kita sesungguhnya mengenal Dia?

Yesus bersabda, "Lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi..." (Yohanes 16:7). Dia meninggalkan hubungan itu untuk menuntun mereka semakin dekat. Yesus bersukacita bila seorang murid meluangkan waktu untuk berjalan semakin dekat bersama Dia. Menghasilkan buah selalu ditunjukkan dalam Alkitab sebagai akibat nyata dari hubungan yang akrab dengan Yesus Kristus (Yohanes 15:1-4).

Sekali kita bergaul akrab dengan Yesus, maka kita tidak pernah kesepian dan kita tidak pernah kurang pengertian atau belas kasihan. Kita senantiasa dapat mencurahkan isi hati kita kepada-Nya tanpa dianggap bersikap emosional secara berlebihan atau beriba-diri. Orang Kristen yang benar-benar akrab dengan Yesus takkan pernah menarik perhatian terhadap dirinya sendiri, tetapi hanya akan menunjukkan bukti suatu kehidupan yang sepenuhnya dikuasai Yesus. Itu adalah akibat dari mempersilahkan Yesus mengisi setiap segi kehidupan dengan kepuasan yang sempurna. Gambaran yang dihasilkan oleh kehidupan semacam itu adalah gambaran keseimbangan yang teguh dan tenang yang diberikan oleh Tuhan kita kepada mereka yang akrab dengan Dia.

Jadikan keintiman dengan Tuhan sebagai gaya hidup kita.

Sumber : Pengabdianku Untuk Kemuliaan-Nya, Oswald Chambers

Jumat, 25 November 2011

Semakin Pendek Atau Semakin Panjang

Mazmur 31:16
Masa hidupku ada dalam tangan-Mu, lepaskanlah aku dari tangan musuh-musuhku dan orang-orang yang mengejar aku!

Secara tidak sadar manusia sering melakukan penipuan pada diri sendiri dengan berbagai cara mempertahankan kemudaan, misalnya: agar tampak tidak tua berupaya memoles rambut putih jadi hitam, kulit keriput dioperasi menjadi kencang, dan berbagai hal lain. Manusia tidak suka bicara tentang penuaan, kematian, kefanaan, ketidakberdayaan? Manusia lebih suka bicara dan mempertahankan tentang kehidupan, kekinian, dan kehebatan mereka di usia muda, meski sadar ataupun tidak mereka adalah makhluk yang bisa mati, fana, dan tidak berdaya.

Berapa kali Anda sudah merayakan ulang tahun? Atau sudah berapa kali Anda menghadiri perayaan ulang tahun orang lain? Selalu ada lagu "panjang umurya panjang umurnya ....." yang merupakan harapan manusia yang ingin kekekalan dengan umur panjang. Tapi kalau mau jujur setiap kali kita berulang tahun umur kita memendek satu tahun dan bukan bertambah panjang satu tahun karena kita hidup dalam kondisi sementara. Umur panjang adalah saat kita menerima Kristus sebagai Juruselamat karena Dialah yang menjanjikan hidup kekal nanti. Oleh sebab itu orientasikan hidupmu pada hal yang kekal dan bukan pada hal yang fana.

Hidup kekal hanya ada dalam Kristus.

Kamis, 24 November 2011

Menjaga Kekudusan

Mazmur 119:9
Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu.

Apakah mungkin hidup dengan memiliki pikiran tetap bersih di dunia di mana kita terus dicekoki media dalam masyarakat yang dipenuhi pikiran atau hal yang tidak kudus? Sulit, tapi bisa. Rick Warren mengilustrasikannya dengan baik sebagai berikut. Anda tahu ikan-ikan di laut itu telah hidup di air asin sepanjang hidupnya tapi ikan-ikan itu tidak pernah menjadi asin. Ia tumbuh dalam lingkungan di mana tiap saat dikelilingi air asin yang begitu asinnya, hingga Anda tidak dapat meminumnya atau Anda akan sakit.

Nah, seperti Allah yang dapat menangkap seekor ikan dan memeliharanya dalam sebuah lingkungan yang penuh garam sepanjang hidupnya, tapi tidak terpengaruh olehnya, Allah yang sama dapat memelihara Anda di dunia yang sudah kena polusi dan memelihara pikiran Anda tetap bersih. Seperti Ia dapat memisahkan ikan itu dan memeliharanya di lingkungan air asin, tapi tidak membuatnya asin, Allah dapat menjaga kita dalam dunia tercemar dan menjaga pikiran dan hati kita bersih. Tapi bagaimana hal itu dapat terjadi?

Allah tidak pernah menyuruh melakukan sesuatu tanpa mengatakan bagaimana melakukannya. Mazmur 119:9 "Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu." Itulah caranya. Mengikuti standar Tuhan. Jadi buatlah komitmen mengikuti standar Allah.

Buatlah hidup Anda berjalan di dalam standarnya Tuhan, dan kekudusan akan menjadi sahabat Anda.

Rabu, 23 November 2011

Semak Duri Kekuatiran

Matius 6:27
Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?

Jawabannya: tidak ada. Kekuatiran tidak akan membawa kita kemana-mana, justru menghambat kita. Kekuatiran tampaknya bukan sesuatu yang aneh bagi kebanyakan orang. Ada saja yang membuat orang kuatir dalam hidup, mulai dari pekerjaan, finansial, keluarga, pasangan hidup, cuaca, sampai masa depan. Tapi, apakah kekuatiran adalah hal yang normal bagi orang percaya yang mengenal Allah?

Sebenarnya itu tidak normal. Mari kita renungkan sejenak, kalau seseorang kuatir dengan hidupnya, di manakah iman percayanya kepada Allah yang sanggup mengatur seluruh alam semesta? Lagipula, dalam perikop hari ini kita tahu bahwa Yesus dengan jelas menyebut orang-orang yang ada di sana pada waktu itu sebagai orang yang kurang percaya (ayat 30). Ia memperingatkan mereka, tapi sekaligus memberikan juga kunci jawaban agar mereka tidak lagi kuatir dengan hidupnya.

Lantas, apakah kunci untuk lepas dari kekuatiran? Mengenal Allah dan hidup seturut yang difirmankan-Nya. Klise? Tidak, karena ini memang kuncinya. Ketika kita mau belajar mengenal-Nya lewat Firman dan doa, iman percaya kitapun akan semakin bertumbuh. Jika kita hidup bersama Allah, memiliki fokus yang benar di hadapan-Nya, dan berjalan seturut perintah-Nya, maka sama sekali tidak ada alasan untuk kita kuatir. Dia pasti bertanggungjawab atas seluruh hidup saya dan Anda.

Hidup dekat dengan-Nya dan berjalan dalam Firman-Nya, membawa Anda lepas dari kekuatiran.

Selasa, 22 November 2011

Cuci Otak

Daniel 1:8
Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja dan dengan anggur yang biasa diminum raja; dimintanyalah kepada pemimpin pegawai istana itu, supaya ia tak usah menajiskan dirinya.

Seandainya Anda jadi tawanan bersama dengan Daniel pada waktu itu bukankah enak? Karena tawanan yang ini diperlakukan berbeda, disediakan makanan mewah dan minuman anggur yang biasa disantap oleh Raja. Mereka tidak perlu bekerja keras, hanya duduk makan enak. Tugas mereka hanyalah belajar, yang pastinya bukan pekerjaan sulit karena karena mereka adalah bangsawan, orang terpelajar. Selama tiga tahun mereka hidup enak seperti itu, gaya hidup mewah. Nebukadnezar bermaksud mencuci otak mereka dengan gaya hidup mewah ala Raja. Tujuannya supaya mereka mau mengabdi padanya dengan sukarela sebab sudah terbiasa dengan hidup enak. Hanya empat orang yang memutuskan untuk tetap hidup kudus, menolak semua gaya hidup mewah yang ditawarkan oleh Raja.

Kalau kita renungkan, bukankah sekarang dunia juga sedang berusaha untuk mencuci otak kita dengan gaya hidup mewah dan gampang? Kartu kredit, internet, teknologi komunikasi, makanan dan minuman instant, jadi sarjana dalam waktu satu tahun, semuanya memudahkan kita. Kalau kita tidak waspada, jangan-jangan kita juga terseret dengan gaya hidup dunia.

Tetaplah jaga hati dan karakter kita. Jadikan Roma 12:2 ‘Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna' sebagai pegangan hidup Anda.

Jagalah hati dan karakter Anda, agar segala yang baik yang dari Tuhan dapat menjadi pegangan hidup Anda.

Senin, 21 November 2011

Prioritas

Kejadian 26:25
Sesudah itu Ishak mendirikan mezbah di situ dan memanggil nama TUHAN. Ia memasang kemahnya di situ, lalu hamba-hambanya menggali sumur di situ.

Ishak merupakan salah satu contoh pengusaha yang sukses dan diberkati oleh Tuhan. Kehidupannya yang berhasil telah menjadi inspirasi bagi banyak orang. Apakah yang menjadi kunci keberhasilannya? Ia tahu bagaimana menetapkan prioritas yang tepat.

Alkitab memberikan sebuah pola dari kehidupan Ishak yang berhasil. Berikut ini adalah prioritas yang dilakukan oleh Ishak:

1. Hubungan pribadi dengan TUHAN.

Ia mendirikan mezbah dan memanggil nama TUHAN. Hal pertama yang menjadi prioritas Ishak adalah hubungan pribadi dengan TUHAN. Inilah kunci utama keberhasilan Ishak.

2. Membangun rumah tangga dan keluarga.

Prioritas Ishak yang kedua adalah memasang kemah. Hal ini berbicara mengenai membangun rumah tangga dan memprioritaskan keluarga. Hubungan yang harmonis dengan orang tua, suami, istri maupun anak-anak menjadi hal yang didahulukan di atas karir.

3. Pekerjaan atau pelayanan.

Hal terakhir yang menjadi prioritas Ishak barulah menggali sumur. Pekerjaan atau pelayanan menjadi prioritas terkhir yang dilakukan Ishak.

Ishak membangun kehidupannya di atas dasar janji kebenaran firman Tuhan. Ishak sudah memberikan contoh sebuah pola kehidupan yang berhasil karena tahu menempatkan prioritas yang tepat. Apa prioritas Anda hari ini?

Menentukan prioritas hidup yang tepat akan membawa Anda kepada keberhasilan yang sesungguhnya.

Minggu, 20 November 2011

Be The Light

Yesaya 60:1
Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan TUHAN terbit atasmu.

Ketika aliran listrik tiba-tiba padam ketika malam hari, apa yang kita lakukan? Pasti kita akan segera mencari lilin untuk penerangan darurat. Ketika lilin dinyalakan, kita akan segera melihat cahaya terang yang keluar dari lilin tersebut, dan kegelapan pun terusir. Keadaan dunia saat ini boleh dibilang semakin gelap, seperti gelapnya malam ketika aliran listrik padam. Dan yang dibutuhkan dunia adalah seberkas cahaya terang dari orang-orang yang mau menjadi seperti lilin tersebut.

Sebuah lilin dapat menerangi sekelilingnya dengan melelehkan dirinya, membakar dirinya sehingga ada nyala api yang memberikan terang. Demikian juga dengan hidup kita, saat kita berkomitmen menjadi terang bagi sekeliling kita, mungkin kita akan merasa sakit ‘terbakar' , merasa dikucilkan saat kita harus menjadi terang bagi orang lain, bagi rekan kerja kita, atau bagi siapapun.

Tetapi saat kita mau setia, kemuliaan Tuhan akan dinyatakan melalui kehidupan kita, dan kehidupan kita akan menjadi berkat bagi orang lain. Mari, bangkit dan menjadi terang!

Bangkitlah dan menjadi terang, maka kemuliaan Tuhan akan diyatakan!

Kamis, 17 November 2011

Sikap Orang Sukses

Efesus 4:2
Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu.

Pernah melihat seseorang dengan sikap yang sangat berpengaruh? Saat mereka masuk ruangan, suasana berubah. Dengarkanlah orang-orang ini berbicara di telepon. Perhatikanlah keanggunan mereka saat berhadapan dengan orang-orang bermasalah. Amati cara mereka berdiri, duduk, dan sedikit membungkuk ke depan saat mereka mendengarkan Anda, sambil mengangguk setuju. Mereka duduk lebih tegak, dan senyuman mereka lebih tulus. Perhatikanlah, ada sesuatu yang berbeda dengan bahasa tubuh mereka.

Sikap kita dalah hasil pekerjaan Yesus Kristus dalam kehidupan kita, dari waktu ke waktu, dan kepatuhan kita pada petunjuk-Nya. Masa depan kita cerah jika sikap kita benar, dan sikap tersebut membuat masa sekarang lebih menyenangkan. Sikap bukan perasaan, bukan juga hasil dari suatu kejadian, baik atau buruk. Namun sikap kita adalah keputusan. Sikap baru tidak terbentuk dengan sendirinya, tapi harus dibangun. Buatlah keputusan hari ini untuk berubah jika Anda merasa belum memiliki sikap yang baik. Dunia membenci perubahan, tapi itu yang menyebabkan kemajuan.

Sikap yang baik menyebabkan Tuhan leluasa untuk melakukan kehendak-Nya, adalah permulaan dari prestasi yang luar biasa. Bentuklah sikap yang baik dan lihatlah pintu menuju ke tempat orang-orang sukses berada terbuka lebar di hadapan Anda.

Raihlah masa depan yang cerah dengan sikap hati yang benar, karena akan banyak pintu yang terbuka untuk Anda.

Selasa, 15 November 2011

Dosa Mengaburkan Visi

Yeremia 5:25
Kesalahanmu menghalangi semuanya ini, dan dosamu menghambat yang baik dari padamu.

Masih ingat perumpamaan anak yang hilang? Saat di kandang babi ia hanya terpikir untuk bisa jadi kacung ayahnya. Itu keadaan terbaik yang berani ia pikirkan. Padahal dia ahli waris seorang kaya raya. Kenapa itu bisa terjadi? Awalnya dari dosa, ia tidak merasa layak mendapat yang lebih baik. Semua harta atau kelebihan dalam diri kita tidak dapat terlihat karena tertutup dosa. You can't see the treasure's within you because of sins. Inilah cara pandang kita terhadap dosa. Dosa menyebabkan degradasi nilai kita secara luar biasa.

Banyak orang iri melihat orang sukses dan para penyanyi ternama dipuja. Menurut saya mereka memang layak dipuja, itu extra reward hasil kerja keras mereka. Dan untuk orang-orang yang iri, di mana mereka saat orang-orang yang berhasil tadi sedang mempersiapkan diri meraih sukses? Jelas iri hati tidak membawa kita pada kesuksesan. Kunci mendapatkan yang kita inginkan terletak pada cara berpikir positif.

Tanyakan pada diri Anda: "Apa yang dapat saya lakukan untuk membuat diri lebih berharga dari sekarang?" Visualisasikan diri bukan sebagaimana Anda sekarang, tapi sebagaimana Anda menjadi nantinya. Ingatkan diri secara teratur bahwa Anda lebih baik daripada yang Anda kira.

Lakukan sesuatu yang dapat membuat Anda menjadi lebih berharga dari diri Anda yang sekarang.

Sabtu, 12 November 2011

Kunci Hidup Menjadi Pemenang

1 Korintus 9:24
Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya!

Firman Tuhan mengatakan bahwa hidup ini seperti gelanggang pertandingan. Kalau kita ingin menjadi pemenang dalam pertandingan tersebut, maka ada tiga hal yang harus kira taklukkan.

1. Jarak.

Secepat apapun seorang pelari berlari, tetapi jika tidak menyelesaikan jarak yang ditentukan, maka ia tidak dapat disebut sebagai seorang pemenang. Itu berarti dalam kehidupan, kita harus konsisten berjuang sampai garis finish.

2. Waktu.

Apabila jarak yang ditentukan dapat diselesaikan, tetapi dengan waktu yang lebih lambat dari pelari yang lain, ia juga tidak dapat disebut sebagai seorang pemenang. Demikian juga dengan kehidupan kita. Kita harus dapat menggunakan waktu seefisien mungkin, dengan tidak menyia-nyiakan waktu untuk hal-hal yang tidak berguna dan sia-sia.

3. Sikap diri.

Selain jarak dan waktu, seorang pelari yang ingin menang harus mampu menaklukkan diri sendiri, khususnya sikap cepat puas diri dan tidak mau untuk menanggung kesulitan dalam dirinya. Tidak ada kemajuan tanpa kesulitan.

Menjadi seorang pemenang, berarti dapat menaklukkan tantangan sesulit apapun dalam hidup Anda.

Kamis, 10 November 2011

Maaf, Saya Tidak Punya Waktu!!

Efesus 5:16
Dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.

Kalimat di atas bukan hal yang asing, tapi pasti kita sering mendengarnya. Mungkin baru beberapa menit yang lalu ada seseorang yang mengatakannya. Tapi kalimat itu kontra produktif dengan karakter Allah yang selalu punya waktu untuk beraktivitas. Mungkin sedikit dari kita yang menganalisa, betapa destruktifnya makna dibalik kalimat tersebut. Ketika Rasul Paulus mengatakan agar kita menggunakan waktu yang ada, ia ingin menekankan kita harus bekerja lebih keras dari iblis. Ini lebih berupa perintah daripada sekedar himbauan. 2 Petrus 5:8 mengingatkan kita untuk sadar dan berjaga-jaga, sebab lawan kita, si iblis sedang berkeliling mencari siapa saja yang dapat ditelannya alias ia sedang bekerja keras. Jika Anda tidak punya waktu untuk berjaga-jaga, Anda akan ditelannya.

Pernahkah Anda renungkan bagaimana perasaan Allah ketika kita berkata, "Maaf, saya tidak punya waktu!" Untuk Dia?? Ia juga berkata, "Engkau menyebut Aku Bapa, tapi tidak menghormati Aku. Engkau menyebut Aku Tuhan, tapi tidak melayani Aku. Engkau menyebut Aku sahabat, tapi tidak meyembah Aku. Maaf bila suatu saat engkau bertanya apakah namamu tercantum dalam kitab Kehidupan-Ku, saat itulah Aku akan berkata, ‘Maaf, Aku tidak punya waktu untuk menuliskannya.'" Jelas penyesalan tidak berguna, karena itu selagi masih ada waktu mari kita sediakan waktu untuk Dia.

Milikilah waktu bersama dengan Dia, sebagai bukti Anda sungguh mengasihi-Nya.

Rabu, 09 November 2011

Dia Tahu Kekuatanmu

Markus 6:48
Ketika Ia melihat betapa payahnya mereka mendayung karena angin sakal, maka kira-kira jam tiga malam Ia datang kepada mereka berjalan di atas air dan Ia hendak melewati mereka.

"Tuhan, bulan ini saya harus melunasi hutang buku-buku anak saya di sekolah", gumam seorang ibu beranak dua sambil menyapu di teras rumah kontrakannya. Ia lalu duduk di kursi, menangis. Ia juga menahan sakit kepala yang sudah dua minggu dia alami. Ibu ini begitu tertekan dengan hal yang menimpa keluarganya. Suaminya sudah 1 tahun terkena PHK karena tempat dia bekerja bangkrut dan belum mendapat pekerjaan pengganti. Mau usaha sendiri tidak punya modal, uang tabungan mereka yang tidak banyak semakin menipis dipakai untuk kehidupan sehari-hari. Padahal mereka keluarga yang setia pada Tuhan.

Kalau kita ada pada posisi ibu tersebut, kita bisa saja berkata bahwa Allah tidak sayang. Kita mungin bertanya, "Kok Tuhan Yesus tega membiarkan anak-anak-Nya susah padahal kita sudah setia pada-Nya?"

Tapi apa memang begitu? Saya kira tidak! Allah sangat sayang pada kita. Seperti Tuhan Yesus yang melihat murid-murid-Nya mendayung perahu di tengah angin sakal. Ketika mereka terlihat kepayahan, Yesus tidak tinggal diam membiarkan mereka tenggelam, tapi Dia menghampiri mereka dan akhirnya angin sakal reda. Mari tanamkan dalam hati kita bahwa Yesus Kristus berdaulat dalam hidup kita. Dia tahu kekuatan kita dalam menghadapi masalah-masalah. Kita tidak akan dibiarkan berjuang sendiri.

Pejamkan mata Anda sejenak dan lihatlah betapa Ia berkuasa dalam hidup Anda.

Minggu, 06 November 2011

Face Off

Matius 23:13
Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, karena kamu menutup pintu-pintu Kerajaan Sorga di depan orang. Sebab kamu sendiri tidak masuk dan kamu merintangi mereka yang berusaha untuk masuk.

Pada jaman Yunani kuno, orang-orang Yunani memiliki acara-acara teater besar yang dimainkan dalam teater yang sangat besar. Mereka tidak memiliki microphone untuk membuat suara mereka terdengar, dan tidak memiliki kamera untuk memperbesar gambar diri melalui layar, karena itu mereka menciptakan sistem yang baru. Mereka mengembangkan topeng-topeng yang besar.

Topeng-topeng tersebut membuat mereka tampak seperti karakter yang mereka perankan. Di dalam topeng-topeng tersebut terdapat megaphone untuk memperbesar suara mereka. Para aktor naik ke atas panggung dengan berada di balik topeng, dan mereka menjadi seorang yang lain, seorang yang berbeda dengan siapa mereka sesungguhnya. Para aktor itu disebut hypocrites. Dari situlah muncul kata kemunafikan.

Yesus mengecam ahli taurat dan orang Farisi sebagai orang-orang munafik. Mereka ahli tentang firman, mengajarkan firman, tapi mereka tidak pernah melakukan apa yang mereka ketahui dan katakan.

Dalam dunia panggung sandiwara ini, seolah terdapat begitu banyak orang memainkan peran protagonis, namun semuanya itu tetap hanyalah bagian dari kemunafikan. Sekalipun banyak orang melihat kita bagaikan malaikat, marilah belajar mengakui bahwa mungkin masih terdapat banyak topeng yang harus kita tanggalkan.

Tidak ada pesta topeng di Surga, tanggalkanlah topeng Anda!

Kamis, 03 November 2011

Hidup Ini Singkat

Mazmur 90:10
Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap.

Ada sebuah iklan menarik yang dikeluarkan oleh Microsoft ketika produk video game mereka, Xbox, bermaksud untuk bersaing dengan Sony Play Station dan Nintendo. Iklan Microsoft Xbox mengisahkan seorang ibu yang melahirkan bayi dan dalam perjalanan waktu yang singkat, bayi tersebut tumbuh menjadi dewasa dan berakhir dalam kuburan. Sebuah filosofi kehidupan baru coba ditawarkan. Life is short, play more. Hidup ini sangat singkat, baru sebentar kita lahir dan tidak lama kita harus segera meninggal. Karena hidup ini sangat pendek, kita tidak punya banyak waktu untuk menikmati hidup ini. Oleh karena itu selama ada waktu pergunakanlah hidup yang singkat ini untuk bermain dan bersenang-senang.

Banyak orang menganut filosofi tersebut dan memilih untuk bersenang-senang dalam hidup mereka. Salomo, sebagai raja paling berhikmat yang pernah ada, menasehati generasi muda bahwa mereka bebas bersenang-senang selama hidup, namun akan tiba waktunya bahwa mereka harus mempertanggungjawabkan apa yang mereka perbuat pada hari penghakiman. (Pengkhotbah 11:9)

Hidup ini singkat. Apa yang menjadi prioritas Anda? Apakah Anda memilih untuk bersenang-senang dan bermain-main dengan kehidupan ini? Stop playing, start praying. Stop feasting, start fasting. Seek God more.

Pergunakanlah hidup Anda untuk sesuatu yang positif dan carilah Tuhan senantiasa.

Selasa, 01 November 2011

New Challenge

Keluaran 3:10
Jadi sekarang, pergilah, AKu mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir.

Banyak orang berusaha untuk menaklukkan Mount Everest, puncak tertinggi dari pegunungan Himalaya. Selama ini kesuksesan hanya diibaratkan dengan sebuah keberhasilan mencapai puncak. Ijinkan saya memberikan sebuah tantangan baru, menuruni gunung.

Manakah yang lebih sulit, naik ke atas atau turun ke bawah? Sebagian orang akan berkata bahwa naik ke atas akan jauh lebih berat daripada turun ke bawah. Itulah sebabnya orang berlomba-lomba menjadi nomor satu. Meraih posisi puncak.

Bagi saya jauh lebih sukar bagi seseorang untuk mengerti apa arti turun ke bawah. Saya setuju bahwa kita harus menjadi orang yang berhasil, namun betapa sering kita menjadi lupa diri, lupa akan orang lain bahkan lupa akan Tuhan ketika kita telah berada di puncak.

Betapa seringnya kita terpaku ketika telah mencapai puncak hingga lupa akan orang lain karena jarak yang terlampau tinggi telah memisahkan kita dengan mereka. Kita tidak diciptakan hanya untuk mengejar sukses, tapi juga membagikan dampak kesuksesan itu bagi orang-orang di sekeliling kita. Hal itu hanya terjadi ketika kita memiliki hati seorang hamba dan rela turun untuk membawa sebuah misi baru, membagikan kasih Allah.

Setelah Anda berada di Puncak, jangan pernah lupa memikirkan cara untuk turun ke bawah.

Sabtu, 29 Oktober 2011

Mengakui Kesalahan

Amsal 28:13, NIV
Dia yang menyembunyikan pelanggarannya tidak akan makmur, namun mereka yang mengakui dan meninggalkannya mendapatkan belas kasihan.

Saya yakin bahwa tidak ada seorangpun yang luput dari kesalahan. Entah itu disengaja atau tidak, bukan merupakan keinginan atau kelalaian kita. Bahkan dalam level pemimpin sekalipun kita masih rentan terhadap kesalahan.

Biasanya reaksi pertama yang ingin kita lakukan adalah sedapat mungkin menutupinya. Bahkan tidak sedikit godaan untuk memanipulasinya sehingga kita benar-benar dapat terluput dari aib.

Firman renungan hari ini menyatakan, adalah berhikmat jika kita tidak menyembunyikan pelanggaran, tapi kita perlu mengakui dan meninggalkannya. Seringkali kegagalan untuk mengakuinya adalah karena kita telah dilumpuhkan oleh rasa takut terhadap pendapat orang lain. Mungkin kita juga khawatir atau takut akan kemarahan atasan atau konsekuensi dari kesalahan tersebut.

Tetapi bagi Tuhan tidak ada perkara yang tersembunyi. Dengan belajar untuk mengakui kesalahan, maka sesungguhnya kita berjiwa besar. Pemimpin yang besar adalah mereka yang berani mengakui kesalahan dan belajar dari kesalahan tersebut.

Sekalipun kita merasa malu, mendapat makian, menanggung konsekuensi yang cukup berat, percayalah di balik semuanya itu, Allah sendiri yang akan menghormati iman dan ketaatan kita pada firman-Nya. Dan Ia tidak akan membiarkan hambanya dipermalukan. Orang yang rendah hati bahkan akan ditinggikan-Nya.

Mereka yang berjiwa besar mau mengakui kesalahannya, apakah itu Anda?

Rabu, 26 Oktober 2011

Kebenaran Tentang Ujian

Roma 5:4
Dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.

Meski kadang terasa tidak mengenakkan, kita semua pasti mengalami ujian di setiap taraf pertumbuhan di sepanjang kehidupan. Misalnya, untuk bisa naik kelas dan lulus sekolah dari tingkat SD sampai Perguruan Tinggi, harus ada ujian yang dihadapi. Untuk masuk sebuah perusahaan yang diidamkan, Anda harus melewati ujian psikotes, wawancara, tes kesehatan, dan lain-lain. Demikian juga dalam kehidupan. Ada berbagai macam tes yang harus dihadapi dan diselesaikan agar level kedewasaan rohani kita naik. Pendeknya, ujian biasanya mendahului peningkatan jenjang.

Sasaran kita adalah harus lulus dalam setiap ujian itu. Dalam Roma 5:4 dikatakan saat kita bertahan melewati semua ujian yang diwajibkan bagi kita, pada akhirnya kita akan mendapatkan pengharapan yang tidak akan pernah mengecewakan. Mengapa? Karena pengharapan itu ada di dalam Kristus.

Karena sebagaimana sebuah produk tidak akan pernah dipakai sebelum diuji coba, demikianlah juga dengan kita. Jadi, mari kita hadapi ujian apapun yang Tuhan ijinkan terjadi pada kita saat ini. Ingatlah, bahwa hal tersebut dibutuhkan agar kita siap dipakainya pada saat yang tepat. Setelah kita tahan uji, kita akan memperoleh kemenangan yang pasti dan pengharapan dalam Kristus yang tidak akan pernah mengecewakan.

Ujian akan membawa Anda kepada kaki-Nya. Tetaplah di sana, maka pengharapan itu sungguh ada.

Selasa, 25 Oktober 2011

Temukan Potensi Anda

Yohanes 14:12
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar daripada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa;

Apa yang terlintas di dalam pikiran Anda apabila Anda melihat seseorang yang memiliki handphone Nokia E90 Communicator hanya memakai handphone itu untuk menelepon dan mengirim SMS karena ia tidak pernah tahu bahwa handphone itu juga memiliki feature MP3 player, games, video, internet, foto dan lain-lain? Bagaimana seandainya ia nanti mati tanpa pernah tahu kelebihan-kelebihan dari handphone tersebut?

Terkadang banyak di antara kita yang hidupnya sama seperti si pemilik handphone tadi. Kita menjalani rutinitas hidup sehari-hari tanpa pernah menyadari bahwa ada potensi besar yang terpendam di dalam diri kita masing-masing. Bahkan sampai saat ini. Kita berpikir segala sesuatunya sudah berjalan dengan baik, padahal ada sesuatu yang jauh lebih baik yang seharusnya bisa kita dapati dan jalani.

Potensi sama seperti sebuah benih. Sebelum benih itu menjadi sebuah pohon berbuah lebat, membuahkan sebuah prestasi besar, langkah pertama yang harus ditempuh adalah menemukan benihnya terlebih dahulu. Mengenali potensi yang kita miliki bertujuan agar kita tidak salah bertindak. Bergaullah dengan orang-orang yang bisa membantu mengasah potensi Anda menjadi semakin tajam dan bawa diri kita hanya ke tempat-tempat yang positif dan membangun. Saat kita berhasil menjalani proses itu sampai kita berprestasi, kehidupan kita pasti akan jauh lebih baik daripada sebelumnya.

Setiap orang pasti memiliki potensi yang luar biasa. Cobalah temukan di dalam diri Anda.

Senin, 24 Oktober 2011

Menghormati Pemimpin

1 Tesalonika 5:12
Kami minta kepadamu, saudara-saudara, supaya kamu menghormati mereka yang bekerja keras di antara kamu, yang memimpin kamu dalam Tuhan dan yang menegor kamu.

Hampir semua orang senantiasa ingin menjadi pemimpin. Kita diajari banyak hal, melalui banyak buku dan seminar dan wacana untuk menjadi pemimpin yang baik. Tetapi, perhatikanlah hal ini baik-baik: kepemimpinan yang paling baik berasal dari anugerah TUHAN, yang menjadikan diri seorang pemimpin dalam orang yang dipilih-Nya.

Tentu saja, kita dapat belajar jadi pemimpin, berharap menjadi pemimpin, tapi tidak bisa memaksa Tuhan untuk meletakkan kepemimpinan di atas pundak kita. Sebaliknya, semua orang diminta untuk menjadi pengikut, di mana semua orang ada dalam posisinya masing-masing. Sebelum seseorang dapat berpikir menjadi pemimpin yang baik, ia harus mengerti tentang menjadi pengikut yang baik.

Tuhan menetapkan semua pemimpin harus bekerja keras. Yang dituntut dari kita adalah menghormatinya. Renungkanlah: seberapa jauh kita menghargai orang yang memimpin kita dalam Tuhan? Apakah kita masih menghormati dalam segala keadaan dan perilaku mereka? Apakah kita masih menghormati mereka, ketika suatu hari pemimpin datang dan menegur kita? Dia mungkin merupakan figur di gereja. Tapi mungkin dia adalah figur di kantor, yang menjadi atasan kita. Jika kita menghormati pemimpin, itu bukanlah pilihan ataupun permintaan melainkan sebuah tuntutan. Sebagai anak-anak Allah, kita harus memenuhi tuntutan itu.

Sebelum berpikir menjadi pemimpin yang baik, pikirkan terlebih dulu bagaimana menjadi pengikut yang baik.

Sabtu, 22 Oktober 2011

Kunci Pemulihan Rohani

2 Korintus 7:1
Saudara-saudaraku yang kekasih, karena kita sekarang memiliki janji-janji itu, marilah kita menyucikan diri kita dari semua pencemaran jasmani dan rohani, dan dengan demikian menyempurnakan kekudusan kita dalam takut akan Allah.

Ibarat sebuah perjalanan, kehidupan rohani kita kadang-kadang mengalami ‘kelelahan' juga. Pada saat-saat seperti itu, tidak jarang kita mengalami stagnasi, atau bahkan kemunduran rohani. Kita merasa seolah-olah Tuhan jauh dan tidak menolong. Pekerjaan yang kita lakukan mendadak tak terkendali. Doa-doa kita seperti menghantam tembok. Tiba-tiba saja saudara-saudara seiman juga bersembunyi entah di mana. Lalu kita jatuh ke dalam dosa dan kerohanian kita dicemari dosa itu.

Dalam Perjanjian Lama orang mentahirkan diri dengan perbuatan-perbuatan lahiriah. Misalnya menghindari bersentuhan dengan orang lain, melaksanakan pantangan untuk tidak makan makanan tertentu, dan berbagai kegiatan ritual lainnya.

Menurut nats yang kita baca di atas, keterlibatan kita dalam mengambil keputusan sangat berperan dalam pemulihan rohani kita. Selama ini kita sering menyalahkan orang lain, bahkan Tuhan, jika kita berada di dalam keterpurukan rohani. Rekan-rekan kerja kita sering menjadi tumpuan kekesalan ketika kekeringan rohani itu datang.

Seorang hamba Tuhan berkata bahwa kunci pemulihan dan kebangunan rohani adalah ketika kita masuk kamar, mengunci pintu dan mulai berdoa secara pribadi. Tanpa bermaksud mengabaikan peran orang lain, selama ini kita mungkin selalu bergantung pada orang lain agar ‘mengeluarkan' kita dari krisis rohani. Tetapi tanpa didasari oleh komitmen dan keputusan pribadi, rasanya mustahil jika pemulihan rohani akan terjadi.

Tanpa komitmen dan keputusan pribadi, maka mustahil pemulihan rohani akan terjadi.

Kamis, 20 Oktober 2011

Kesetiaan Browny

Ratapan 3:22-23
Tak berkesudahan kasih setia Tuhan, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!

Selama 2,5 tahun melayani di sebuah gereja kecil di Wonogiri, Jawa Tengah, saya acap kali mengamati gerak-gerik Browny, anjing kesayangan anak pendeta kami. Bukan hanya karena tubuhnya yang lumayan besar melebihi anjing yang lain, tetapi karena ‘keteladanannya' dalam hal kesetiaan. Tak sekalipun anjing berbulu coklat itu absen ketika kebaktian berlangsung. Ia selalu duduk di lantai tanah gereja, di antara bangku-bangku depan. Ketika semua jemaat menyanyi, iapun seakan menyanyi dengan raungannya. Browny tak pernah tertidur saat khotbah disampaikan. Ia ‘duduk manis' sambil sesekali menggerak-gerakkan kupingnya.

Seringkali, sebagai makhluk ciptaan termulia, kita diberi pelajaran oleh binatang. Tuhan bisa memakai apa saja untuk mengingatkan dan menegur kita pada saatnya. Kesetiaan kita bisa saja kendor seiring waktu yang bergulir. Di tengah jalan, kadang ada ‘pilihan' lain yang hadir untuk menggeser posisi Tuhan. Dalam kesempatan itulah kesetiaan itu kemudian diuji: apakah kita akan berpaling atau tetap berpegang teguh padanya.

Dalam segala aspek kehidupan, marilah kita belajar untuk setia, seperti Allah telah menunjukkan kasih setia-Nya. Bagaimanapun kesetiaan adalah sebuah tanda kedewasaan. Kesetiaan berarti bertanggung jawab atas apa yang telah menjadi pilihan dengan segala konsekuensinya. Bukankah kita memang dipanggil untuk itu?

Kesetiaan merupakan wujud tanggung jawab Anda kepada Tuhan, mulailah belajar untuk setia.

Rabu, 19 Oktober 2011

Creating Patience

Amsal 16:32
Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota.

Kualitas kesabaran kita diuji sepanjang waktu. Tanpa kesabaran atau dengan kesabaran yang terbatas, kita mudah frustasi. Mengapa? Banyak hal tidak sesuai dengan yang kita harapkan. Dengan semakin bersabar, kita bisa menerima apa adanya hal-hal yang tidak bisa diubahkan. Seorang penulis pernah membagikan pengalamannya. Ia terbiasa dengan ketenangan saat harus menulis. Tapi suatu kali saat berusaha berkonsentrasi, ia malah mendapatkan orang-orang yang mengganggunya dengan pertanyaan ini dan itu, yang dengan cepat membuyarkan pikirannya pada pokok yang akan ditulisnya.

Seorang penulis yag lain pernah diuji kesabarannya saat mendapati bengkel tempat ia memperbaiki mobilnya tidak dapat menyelesaikan perbaikannya dengan on time. Daripada marah dan mengomel, ia meresponinya dengan sabar. Ia duduk-duduk dan mulai beristirahat santai - sesuatu yang jarang dapat dilakukannya - sambil menunggu mobilnya selesai.

Hidup menyediakan banyak kesempatan praktik kesabaran tanpa perlu disengaja dibuat. Tapi seseorang pernah menawarkan cara memperbesar kesabaran dengan sengaja, dengan menjadwalkan waktu-waktu khusus ‘latihan kesabaran', dengan tujuan akhir menjadi sabar di kebanyakan waktu. Misalnya, "Hari ini saya tidak akan membiarkan diri terganggu dengan apapun. Saya akan sabar." Menyadari bahwa kesabaran adalah sifat istimewa bagi Tuhan akan menolong kita untuk membulatkan tekad melatihnya. Selain itu kesabaran terbukti sebagai salah satu faktor penentu kesuksesan atau malah salah satu bentuk kesuksesan itu sendiri.

Cara memperbesar kesabaran Anda adalah dengan melatih diri Anda hari demi hari.

Senin, 17 Oktober 2011

Bumper Tambahan

1 Korintus 2:5
Supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah.

Seringkali saya menjumpai mobil angkutan kota yang dipasangi bumper tambahan, berupa batangan besi untuk menghindari kerusakan pada saat terjadi benturan. Batang besi tersebut dipasang pada mobil yang notabene telah ada bempernya. Apa yang menjadi perhatian saya adalah dengan menambah pelindung yang lebih murah dan lebih kuat pada mobilnya, saya yakin jika terjadi benturan dengan mobil lain, mobil mereka akan mengalami kerusakan yang lebih sedikit. Tapi kecerdikan ini akan mengakibatkan orang lain menderita kerusakan yang lebih parah. Pelindung tambahan ini seringkali membuat supir ini tetap memiliki perilaku berkendaraan yang tidak disiplin. Mereka tidak menghadapi resiko yang akan membuat jera perilaku berkendaraan ugal-ugalan.

Demikian juga di tempat kerja kita. Seringkali kita memasang berbagai pelindung tambahan yang sebenarnya membuat kita tidak maksimal dalam mengembangkan potensi. Mungkin karena kita dekat dengan pimpinan, merupakan relasi dari owner, mengetahui rahasia perusahaan yang kita gunakan untuk menjaga posisi. Seperti sopir tadi bukannya memperbaiki cara menyetir, tapi menggunakan besi sebagai pelindung. Bukannya mengembangkan talenta dan bekerja lebih giat, tapi menggunakan hal-hal lain untuk menunjang karir kita. Siapa tahu orang lain telah dirugikan oleh pelindung yang Anda pasang.

Seringkali zona nyaman Anda tidak dapat memperbesar kapasitas Anda, beranjaklah dari sana.

Sabtu, 15 Oktober 2011

The Greatest Come Back

Yohanes 21:15
Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-dombaku."

Kisah Petrus menyangkal Yesus tiga kali sebelum ayam berkokok adalah salah satu kisah paling popular di Alkitab. Petrus, dengan gagah berani dan penuh semangat dan emosi yang meluap-luap mengumumkan janji dan tekadnya. Petrus bahkan dengan tegas menyahuti Yesus ketika diingatkan bahwa dia akan menyangkal Yesus, "Aku bersedia masuk penjara dan mati bersama-sama dengan Engkau!" Namun sejarah mencatat bahwa Petrus kemudian menyangkal Yesus, sampai tiga kali.

Setelah kebangkitan-Nya, Yesus menguatkan dan menghibur Petrus. Apakah Dia mencerca Petrus akan kegagalannya? Akan janji-janjinya? Apakah Dia menuntut akan hasil dan pencapaian Petrus?

Tidak! Karena yang Dia rindukan adalah hatinya. Yang Dia tanyakan sederhana, "Simon, apakah engaku mengasihi Aku?" Dua kali Dia bertanya menggunakan kata ‘Agape' untuk ‘mengasihi' dan Petrus kini menjawab dengan ‘Phileo', saat ia menjawab, "...aku mengasihi Engkau..."

Berapa kali kita tidak setia pada Tuhan? berapa kali kita lupa dan lalai pada janji-janji kita pada-Nya? Kita bisa tenggelam dalam kegagalan atau dapat berpaling pada kasih karunia Allah yang meneguhkan kita. Kita dapat percaya dalam segala kelemahan, ketekunan Allahlah yang menjaga kita, yang terus-menerus mencari, sampai kita semua yang gagal berhasil membuat ‘the greatest come back'. Ingatlah, kasih karunia-Nya menanti kita.

Jangan biarkan Ia menunggu Ada, sebaliknya berlarilah kembali kepada-Nya.

Jumat, 14 Oktober 2011

Kepastian

Yeremia 17:5
Beginilah firman Tuhan: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada Tuhan!"

Sejak dulu sampai sekarang salah satu misteri bagi manusia adalah ketidakpastian akan masa depan. Dalam kegelisahannya manusia berusaha mereka-reka kalau-kalau nasib masa depan mereka bisa ditentukan oleh bintang-bintang di langit, atau hari, bulan, dan tahun saat mereka lahir. Atau lewat bola kristal. Singkatnya manusia cenderung mengandalkan dirinya sendiri.

Kepastian apa bagi Musa selama 40 tahun di padang pasir? Setiap hari hanya memandang hamparan pasir hampa, tanpa tahu kapan ini akan berakhir. Kepastian apa bagi Daud ketika hidup sebagai seorang pelarian, yang hidup sehari-hari pun tanpa jaminan, sampai-sampai harus minta roti ke Bait Allah? Kepastian apa bagi Yusuf di penjara bawah tanah di bawah segel Firaun, penguasa negara adikuasa? Secara logika mustahil baginya untuk dapat melihat alam bebas lagi.

Para pahlawan iman di atas telah membuktikan bahwa Tuhan sepenuhnya, di atas segala kekuatan dan kelemahan kita, di atas segala mudah dan sukarnya keadaan. Kepastian pada akhirnya ada dalam genggaman tangan Tuhan, dan jalan ke sana adalah mengandalkan Tuhan sepenuhnya. Jalan ke sana adalah sepotong iman percaya, bahwa tangan kita sungguh tidak sanggup menggenggam masa depan, hanya tangan-Nya yang sanggup.

Kepastian masa depan Anda sungguh ada, ketika Anda mengandalkan Tuhan sepenuhnya.

Kamis, 13 Oktober 2011

The Purpose Driven Career Life

Mazmur 139:16
Mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya.

Satu kali dalam kelas sekolah Minggu, sang guru menyuruh anak-anak untuk membuat bentuk apa saja sekehendak mereka dengan bahan yang diberikan. Setelah selesai, sang guru berusaha menebak bentuk apa yang mereka buat.
"Joel, bikin tongkat ya?" tebak sang guru.
"Lho bukan, ini kan pedang!" protes sang anak.

Inilah masalahnya, hanya yang membuat tahu apa tujuan dari buatannya. Dan seperti halnya tiap-tiap bahan jadi bentuk yang berbeda-beda di tangan anak-anak, Allah telah menciptakan kita masing-masing dengan tujuan spesial dan unik. "Masing-masing kita ini ‘costum made'," kata Rick Warren.

Alkitab menuliskan dengan indah, "Engkau melihat aku sebelum aku dilahirkan dan telah menjadwalkan hari-hari hidupku sebelum aku mulai bernafas. Setiap hari-hariku sudah tercatat dalam bukuMu!" (terj. Bebas Mzm 138:16). Dia telah menetapkan sebuah destiny untuk masing-masing kita, dan tujuan hidup kita adalah untuk memenuhi destiny tersebut. Bagaimana kita tahu destiny apa yang harus kita penuhi? Allah akan menuntun kita! Mungkin tidak selalu dalam bentuk ramalan masa depan seperti "Tahun depan kamu akan jadi manajer", atau "Kamu akan jadi insinyur". Tapi, asal kita sungguh-sungguh menyerahkan hidup kita bagi tujuan-Nya, adakan mimpi-Nya, Allah akan menuntun kita untuk memenuhi destiny-Nya.

Tuhan menenun Anda dengan satu tujuan, menjadi pribadi yang berharga, unik, dan spesial.

Arsip Renungan

Artikel Renungan favorit pembaca